Politeknik Negeri Ambon siap mendukung pengembangan ekonomi kreatif melalui penyediaan program baik akademik maupun non akademik yang memacu mahasiswa untuk mengeksplorasi bidang-bidang ekonomi kreatif yang dapat dikembangkan. Demikian pernyataan Direktur Politeknik Negeri Ambon, Dady Mairuhu, saat pelantikan Pengurus DPW Gekrafs Maluku di Politeknik Negeri Ambon, Rabu (16/8/2023).

Menurut Direktur, ekonomi kreatif adalah salah satu alternatif solusi dalam membangun kekuatan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat Maluku. Politeknik Negeri Ambon harus hadir untuk mendukung pengembangan solusi ini bagi Maluku.

“Politeknik Negeri Ambon akan menghasilkan lulusan yang mampu bekerja pada semua sektor, baik sektor riil, sektor publik maupun sektor kreatif”, ujar Direktur.

Lebih lanjut ia katakan, sebagai daerah kepulauan, Maluku masih sangat jauh dari industrialisasi sebagai penyokong utama perekonomian. Akibatnya lapangan pekerjaan tersedia dalam jumlah yang sangat minim sedangkan angkatan kerja yang kita hasilkan bertambah setiap tahun. Baginya, tidak heran kemiskinan menjadi masalah yang terus daerah ini hadapi dari waktu ke waktu. Padahal Maluku kaya dengan warisan budaya, kaya dengan talenta-talenta muda serta punya alam yang indah.

” Tanggung jawab ini tidak hanya pemerintah, tetapi instutusi pendidikan terutama pendidikan tinggi juga memberikan perhatian yang sama. Politeknik Negeri Ambon sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi vokasi di Maluku telah mengarahkan perhatian pada penyiapan lulusan yang mampu berperan dalam pengembangan ekonomi kreatif”, kata Direktur.

Lanjut Direktur, Politeknik Negeri Ambon memiliki program studi yang orientasi pembelajarannya bersinggungan erat dengan ekonomi kreatif, misalnya pada program cipf-es.org studi Teknik Informatika. Mahasiswa belajar tentang pengembangan software dengan tujuan menghasilkan lulusan yang mampu mengembangkan berbagai program komputer atau perangkat lunak untuk berbagai keperluan.

“Ekonomi kreatif adalah penciptaan nilai tambah terhadap kreatifitas manusia yang berbasis pada warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan/atau teknologi. Jadi secara sederhana berarti memberdayakan warisan budaya dan ilmu pengetahuan/teknologi yang dimiliki untuk menghasilkan nilai tambah bagi penguatan ekonomi masyarakat”, tandas Direktur.

(Humas)