Politeknik Negeri Ambon selaku Konsorsium Propinsi Maluku mengadakan sosialisasi Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah dan Program Fasilitasi Kemitraan di kampus Polnam, Rabu (5/6/2024).

Lenora Leuhery, Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama selaku ketua Tim Konsorsium mengatakan bahwa program ini diperuntukkan bagi 27 Propinsi di Indonesia yang terdiri atas 20 Konsorsium.

“Untuk Konsorsium Propinsi Maluku diketuai oleh Politeknik Negeri Ambon dan memiliki 1 anggota yaitu Politeknik Perikanan Negeri Tual. Program ini sudah dilakukan sejak tahun 2023 sampai tahun 2025”, ujar Leuhery.

Menurutnya, di tahun 2024 ini dalam program-program tersebut akan dilakukan riset oleh civitas akademika, sahingga sangat penting untuk diketahui dan terus merasa terdorong untuk melakukan riset terkait apa yang menjadi tujuan dari program ini.

Direktur Politeknik Negeri Ambon, Dady Mairuhu mengungkapkan melalui program ini baik itu pemerintah daerah, industri dan masyarakat di Propinsi Maluku harus mengenal lebih dekat Pendidikan Vokasi, pada level Pendidikan Tinggi maupun juga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

“Melalui program yang telah ditetapkan oleh Kemdikbudristek sejak tahun 2023 ini, perlu penguatan di dalam kemitraan untuk menggali potensi daerah antara Pendidikan Tinggi Vokasi bersama masyarakat, Pemerintah Daerah maupun Industri”, tegas Direktur.

Direktur menyampaikan, dalam arahan Dirjen Vokasi saat kick off program ini tahun lalu bahwa program ini memiliki arti penting untuk mendorong kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dengan seluruh pemangku kepentingan sesuai dengan arah pembangunan dan pengembangan industri di daerah/wilayah, serta untuk merespons terbitnya Perpres Nomor 68 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.

“Penyamaan persepsi secara internal Polnam harus dilakukan baik itu antar Jurusan maupun juga dengan tim Konsorsium serta P3M, sehingga apa yang menjadi target program ini bisa tercapai. Melalui program ini juga kapasitas penelitian kita lebih ditingkatkan dalam kaitan dengan penguatan inovasi daerah”, tutur Direktur.

Baginya, upaya mensinergikan hasil penelitian para Dosen dengan pemerintah daerah perlu diperkuat untuk kepentingan masyarakat Maluku.

“Penguatan ekosistem kemitraan menjadi fokus utama sehingga diharapkan pendidikan vokasi dapat duduk bersama, saling berinteraksi dengan pemangku kepentingan, utamanya adalah dengan pemerintah daerah untuk menciptakan inovasi yang berbasis pada kebutuhan serta potensi daerah. Kolaborasi antarpemangku kepentingan dari berbagai lini menjadi kunci dan sepatutnya perlu menjadi perhatian bersama. Diharapkan dengan adanya program ini dapat mendorong penyelarasan supply dan demand beserta skills yang dibutuhkan di masa depan”, tandas Direktur.

(Humas)