Setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Cikal-bakal tanggal tersebut ditetapkan menjadi harlah dasar negara Indonesia setelah pidato penyampaian ideologi negara oleh Presiden Soekarno dalam sidang pertama BPUPKI pada 1 Juni 1945 silam. Merayakan harlah Pancasila tersebut, Politeknik Negeri Ambon (Polnam) menyelenggarakan upacara di tempat Apel Polnam, Kamis (1/6/2023).

Direktur Polnam, Dady Mairuhu, saat membacakan sambutan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan bahwa menjelang kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, tepatnya pada tanggal 29 Mei s.d. 1 Juni 1945, para pendiri bangsa dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) menyepakati bahwa Pancasila merupakan ideologi negara Indonesia.

“Dalam menyusun ideologi negara bangsa yang majemuk, Pancasila digali dari nilai luhur budaya bangsa di nusantara dan memiliki makna yang dinamis dan universal. Sebagai sebuah ideologi, Pancasila juga merupakan sebuah prinsip dalam menyelenggarakan pemerintahan Indonesia di segala zaman,” ujarnya.

“Pancasila mengandung 5 (lima) nilai universal dasar, yakni Ketuhanan, Kemanusisaan, Kebinekaan, Demokrasi dan Keadilan Sosial. Prinsip-prinsip Pancasila tersebut perlu dijaga dalam seluruh aktivitas negara. Di tengah padatnya kegiatan dalam melaksanakan tugas, setiap insan Pancasila  hendaknya berefleksi dan memahami filosofi yang menjadi nyawa negara Indonesia,” Tegasnya pula.

Selanjutnya ia menyampaikan bahwa Kemendikbudristek telah menyusun “Profil Pelajar Pancasila” yang menjadi perwujudan pelajar Indonesia sebagai pembelajar sepanjang hayat.

“Profil Pelajar Pancasila tersebut mengandung ciri utama, yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif,” Ungkap Direktur.

Menurutnya Kemendikbudristek telah melahirkan 24 Episode Merdeka Belajar dan transformasi lainnya. Seluruh upaya tersebut selaras dengan Visi Indonesia Maju dan amanat Presiden Republik Indonesia yang mendapatkan mandat dari rakyat melalui proses demokrasi.

Lebih lanjut ia katakan banyak terobosan dan capaian yang telah draih, namun perjalanan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa masih panjang. Masih banyak ruang-ruang perbaikan yang dibutuhkan untuk memberikan layanan pendidikan dan kebudayaan dengan sebaik-baiknya.

“Anak-anak membutuhkan upaya terbaik kita semua agar mampu menyongsong masa depan yang mungkin tidak akan pernah kita lihat. Kita adalah penyelenggara negara yang merupakan lini terdepan dalam menjaga nilai-nilai Pancasila, khususnya dalam urusan pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan. Mari kita ber-Gotong Royong Membangun Peradaban dan Pertumbuhan Global,” tandasnya. (Humas)