Direktur Politeknik Negeri Ambon, Dady Mairuhu, diundang sebagai salah satu narasumber dalam Rapat Koordinasi Program Pemberdayaan di Provinsi Maluku berkenaan dengan rencana kerja sama dalam rangka pemberdayaan sosial di Provinsi Maluku bersama Kementerian Sosial RI, pada Kamis (4/7/2024) di Jakarta.

Sebagai pembicara dalam diskusi panel Bakti Sosial Provinsi Maluku bersama dengan Menteri Sosial, Tri Rismaharini beserta seluruh staf bidang arkeologi di lingkungan kemensos dan para pakar arkeologi ini, Direktur memaparkan materi tentang ”Sinergi Triple – Helix untuk Penguatan Perekonomian Masyarakat Maluku melalui Alih Teknologi Pengolahan Kelapa”.

Menurut Direktur, Produksi kelapa yang cukup besar di wilayah Provinsi Maluku hingga saat ini belum mampu memberi dampak signifikan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pada desa yang memiliki hasil produksi yang melimpah, kelapa umumnya dijual dalam bentuk baku atau dijadikan kopra dengan nilai jual yang rendah.

“Untuk meningkatkan kemanfaatan buah kelapa secara ekonomis, dibutuhkan perhatian yang besar untuk menghasilkan kelompok usaha yang handal dengan produk yang menembus pasar nasional bahkan internasional”, papar Direktur.

Direktur menilai bahwa dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah maupun organisasi bisnis
telah berupaya mengintervensi untuk menciptakan pelaku usaha yang mengolah kelapa menjadi produk turunan bernilai ekonomi melalui berbagai program pemberdayaan.

“Namun, berbagai program pemberdayaan ini belum menunjukkan dampak sesuai yang diharapkan. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi ketidaktercapaian tersebut, antara lain : pemasaran, manajemen, teknologi, dan sertifikasi”, ujarnya.

Direktur menyampaikan bahwa untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah kepulauan terutama Kepulauan Maluku, dapat dilaksanakan melalui pengembangan teknologi untuk menjawab kebutuhan masyarakat terutama pelaku usaha yang membutuhkan.

“Salah satu fokus pengembangan teknologi tepat guna yang dilakukan oleh Polnam adalah pengembangan peralatan atau mesin pada bidang pertanian dan pengolahan yang memanfaatkan tenaga surya sebagai sumber energi. Aplikasi teknologi digunakan untuk menghasilkan produk turunan yang berkualitas lebih baik”, tegasnya.

Direktur melanjutkan bahwa sinergi triple-helix merupakan kerja sama tiga unsur penting yakni pemerintah – perguruan tinggi – pelaku usaha. Ketiga unsur melaksanakan peran yang saling berkaitan dalam mewujudkan penguatan perekonomian daerah.

Untuk memastikan target pelaksanaan program tercapai, Polnam mengusulkan 2 aktivitas utama yaitu: Aktivitas pendampingan manajemen dan Alih teknologi.

“Melalui usulan alih teknologi, Polnam berupaya meningkatkan peran dalam mendukung pengembangan usaha yang bermuara pada peningkatan kualitas kehidupan masyarakat di wilayah Kepulauan Maluku”, tandasnya.

Dalam diskusi yang dihadiri oleh para pejabat teras Kemensos tersebut disepakati bahwa akan diadakan pendampingan bagi masyarakat terkait pengolahan hasil pertanian, terutama pengolahan Kelapa, diantaranya:
a. Pembuat mesin pembuat Minyak Kelapa dan VCO, pengolah batok Kelapa menjadi briket arang.
b. Pendampingan dan pelatihan bagi generasi muda Tanimbar, yang melibatkan mahasiswa dan Dosen dalam Pendampingan dimaksud.

Menindaklanjuti diskusi tersebut, Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Piet Franz, dalam waktu dekat akan bertemu dengan dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) terkait dengan peralatan dimaksud. Sementera pendampingan yang akan dilakukan oleh Polnam sampai pada strategi pemasaran/bisnis dan Akuntansi.

(Humas)