Program Praktisi Mengajar  adalah bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemdikbudristek) yang menghubungkan mahasiswa dengan Praktisi yang kompeten melalui mata kuliah kolaborasi bersama akademisi agar dapat memperoleh ilmu dan kecakapan yang relevan dengan kebutuhan dan tantangan di dunia kerja, demikian disampaikan Direktur Politeknik Negeri Ambon (Polnam), Dady Mairuhu, saat “Kick Off” program Praktisi Mengajar di Polnam, Jumat (19/5/2023).

“Dalam Program ini, mata kuliah dirancang dan dikelola secara bersama (kolaborasi) antara Dosen dan Praktisi, sehingga Mahasiswa dapat memperoleh pembelajaran holistik yang menghubungkan teori dengan praktik lapangan agar menguasai kompetensi secara utuh”, ungkap Direktur.

Lebih lanjut ia katakan, untuk tahun 2023 Polnam menyelenggarakan 18 matakuliah dalam program praktisi mengajar dengan jumlah praktisi ahli sebanyak 11 orang dengan dukungan 15 dosen. Sedangkan Program Studi yang dilibatkan adalah prodi Teknik Produksi Migas, Teknologi Rekayasa Sistem Kelistrikan Migas, Teknik Konstruksi Jalan dan Jembatan dan Administrasi Niaga.

“Polnam Memiliki kesempatan kolaborasi bersama Praktisi dunia kerja, dalam proses perancangan dan pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
kompetensi Mahasiswa, sesuai kebutuhan dunia kerja yang secara keseluruhan mendukung pelaksanaan Program MBKM di Polnam,” papar Direktur.

Baginya apa yang Polnam lakukan dalam proram ini adalah Polnam memiliki kesempatan memperoleh aktualisasi, pengakuan dan referensi materi pembelajaran sesuai penggunaannya di dunia kerja, dunia usaha dan dunia industri  serta meningkatkan kualitas lulusan.

“Program ini memiliki manfaat bagi mahasiswa Polnam diantaranyamereka dapat berjejaring dengan pengajar praktisi ahli dan menyadarkan mahasiswa akan potensi mereka di dunia kerja. Selain itu juga mereka akan memperoleh pengalaman belajar ilmu praktis yang aktual, relevan, bermanfaat, dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja,” pungkas Direktur.

Pada kesempatan itu pula Agus Ririmase, Sekretaris Kota Ambon yang juga salah satu Praktisi Ahli dalam program Praktisi Mengajar Polnam menyampaikan program ini merupakan kebijakan Kemendikbudristek yang sangat strategis dalam mempersiapkakn lulusan Polnam untuk masuk di dunia kerja.

“Saya melihat bahwa program ini akan mendorong kolaborasi aktif para praktisi ahli dengan dosen atau ilmuan agar tercipta pertukaran ilmu pengetahuan dan keahlian yang mendalam dan bermakna antara civitas akademika di Polnam dengan profesional di dunia kerja. Oleh karena itu, dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman sebagai seorang birokrat, maka saya  akan mengaplikasikannya bagi mahasiswa di dunia kampus. ” kata Ririmase.

Baginya, program ini akan meningkatkan relevansi hard skills dan soft skills sebagai penguat keterampilan Mahasiswa dengan kebutuhan dunia kerja. Di samping itu juga, ia berkeyakinan bahwa program Praktisi Mengajar akan meningkatkan kompetensi lulusan Polnam melalui pendampingan (mentorship) dari Praktisi ahli yang membuat lulusan Polnam semakin kompetitif di dunia kerja.

“Isu terkini yang menjadi tantangan bagi kita saat ini termasuk di kota Ambon adalah bagaimana membentuk SDM yang berkualitas dan terampil terutama pada era revolui industri 4.0 dan society 5.0 yan ditandai dengan artificial intelligence dalam bentuk transformasi digital, sehingga Polnam harus mampu memenuhi standar keilmuan yang dibutuhkan di masa sekarang maupun akan datang,” ungkap Ririmase.

Menurut Ririmase, berangkat dari Rencana Pembangunan Daerah Kota Ambon 2023-2026, ada isu strategis yang membutuhkan kolaborasi dengan dunia pendidikan yaitu pengurangan kemiskinan dan pengangguran, serta pengolahan sumber daya alam dengan lingkungan hidup. Terhadap isu-isu tersebut, dunia Perguruan Tinggi dalam hal ini Polnam bisa ada bersama-sama dengan Pemerintah Kota Ambon untuk mengatasi hal terssebut.

“Saya berharap Polnam akan terus eksis di Maluku untuk melahirkan generasi bangsa yang cerdas dan memiliki integritas dimana ada keseimbangan antara pengetahuan dengan merencanakan sesuatu dengan kemampuan emosional yang terkendali serta memiliki kemampuan beradaptasi dan berkompetisi dengan perubahan yang saat ini terus bergerak cepat,” tandas Sekot. (Humas)